Selasa, 27 Desember 2011

Materi kegiatan RTA Ke-X AIPNI 2011 di Makassar


Makassar, 10-13 November 2011


Alhamdulillah, kegiatan RTA KE-X AIPNI yang diselenggarakan di Hotel Clarion Makassar pada tanggal 10-13 November 2011 telah berhasil dilaksanakan dengan sukses. Dalam web aslinya, panitia  penyelenggara mohon maaf atas kekurangan dan ketidaknyamanan yang peserta alami selama proses pelaksanaan RTA tersebut.

Materi RTA di Makassar dapat Anda download melalui link di bawah ini:


Pengalaman RTA yang terjadi selama ini sudah seharusnya menjadi barometer bagi penyelenggaraan RTA ke depan, masalah-masalah dieliminasi dan meningkatkan pelayanan yang lebih baik.
SEMOGA BERMANFAAT

Kamis, 15 Desember 2011

International Conference 2012 in Thailand


AIPNI dan PBRI -Thailand mengadakan kegiatan International Conference di Thailand pada tahun 2012. tolong:

Swasdee Ka and Welcome to “Working Together for Health Security” Conference Website!

Representing Praboromarajchanok Institute for Health Workforce Development (PIHWD), Ministry of Public Health, Thailand, the Northern Network of Colleges of Nursing and Public Health (NNET) under the jurisdiction of PIHWD is pleased to announce the International Conference on “Working Together for Health Security”.

This conference is a joint effort between PIHWD, NNET and other local and international organisations, in order to reflect on current situations, education, policies and practices in relation to health security, and how to improve them. As there are differences in our understandings in relation to the scope, breadth and depth of health security, we will meet to explore, broaden and deepen our understandings of what “health security” is in fact.

The event will feature multidisciplinary keynote, plenary and concurrent sessions representing different sectors, different levels of participation, and, of course, a platform for exchanging experiences and expertise from different regions and nations around the globe. We therefore accept papers from all disciplines. The papers may reflect case studies, practices, research, policies as well as concepts and theories related to health security.

The conference will be held in Chiang Mai—one of Asia’s finest tourist and cultural destinations. The conference is scheduled for the 10th -12th April, 2012. This is just a few days before a world famous Song Kran Festival. Naturally, you can enjoy the festival right after you have fulfilled your professional and academic duties, and right in the most eventful place for Song Kran, i.e., Chiang Mai.

With this, I would also like to extend opportunities to individual organisations and networks to co-host and co-sponsor this conference. Please contact me at healthsecurity2012@gmail.com  to discuss your interest in co-hosting and co-sponsoring the event.

I am excited to host this conference and looking forward to meeting you in Chiang Mai, Thailand. Please join us in working together for health security!

Yours sincerely,
http://www.healthandsecurity.org/images/stories/health/s-vanee.png
Vanee Pothinakorn, RN, MPA

Director of Boromarajonani College of Nursing, Sawanpracharak Nakhon Sawan 
President of NNET
Conference Secretariat

sumber :
http://aipni-ainec.com/index-show.php?id=124

Selasa, 29 November 2011

Hari Perawat Sedunia Closing the Gap: Increasing Access and Equity Through Nursing Services




Closing the Gap: Increasing Access and Equity Through Nursing Services sangat relevan dengan upaya kita dalam periode 2010 – 2014 untuk meningkatkan akses masyarakat pada pelayanan kesehatan yang bermutu. Upaya ini dimaksudkan untuk mewujudkan tujuan pembangunan kesehatan yang diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, demi meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Hal inilah yang disampaikan Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan, dr. Ratna Rosita, MPHM saat membacakan sambutan Menteri Kesehatan pada acara Workshop Nasional Keperawatan dan Peringatan Hari Perawat Sedunia pada tanggal 12 Mei 2011.
Pembangunan kesehatan yang telah dilaksanakan selama beberapa dasa warsa terakhir ini sudah menunjukkan hasil yang menggembirakan di berbagai bidang, namun masih ada beberapa tantangan yang harus dihadapi dan sikapi dengan kerja keras dan kerja cerdas antara lain masih tingginya angka kematian ibu, angka kematian bayi, angka prevalensi gizi buruk, dan angka kejadian beberapa jenis penyakit menular, seperti AIDS, TB dan Malaria.
Ada beberapa isu pokok dalam kurun waktu 2010 – 2014 ini perlu mendapat perhatian sungguh-sungguh dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, organisasi profesi, termasuk PPNI dan seluruh lapisan masyarakat seperti : 1). Dispararitas pelayanan kesehatan antar wilayah geografi, antar kelompok sosial ekonomi, dan antar gender, 2). Beban ganda pelayanan kesehatan, dimana penyakit menular, penyakit tidak menular, dan new emerging diseases harus ditangani sekaligus, 3). Belum optimalnya ketersediaan, pemerataan, keterjangkauan obat dan alat kesehatan, 4). Belum terpenuhinya jumlah, jenis, kualitas, serta penyebaran SDM Kesehatan, 5).
Perlunya penataan dan penguatan infrastruktur kesehatan, dan 6). Tingginya kejadian bencana dan terjadinya perubahan iklim. Menyikapi berbagai masalah dan isu pokok tersebut, Kementerian Kesehatan melancarkan Reformasi Pembangunan Kesehatan yang mencakup 7 upaya, yaitu 1) Revitalisasi pelayanan kesehatan dasar dan pemenuhan Biaya Operasional Kesehatan (BOK), 2). Penyediaan obat dan alat kesehatan di seluruh fasilitas kesehatan, 3). Penyediaan, distribusi dan retensi SDM Kesehatan yang bermutu, adil dan merata, 4) Pengembangan jaminan kesehatan menuju Universal Coverage, 5). Keberpihakan kepada Daerah Tertinggal Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) serta penanganan Daerah Bermasalah Kesehatan (DBK), 6). Pelaksanaan reformasi birokrasi kesehatan, dan 7). Pengembangan World Class Health Care. Untuk menghilangkan disparitas pelayanan kesehatan, Kementerian Kesehatan mempunyai komitmen yang tinggi pada pencapaian sasaran-sasaran Millenium Development Goals atau MDGs.
Reformasi pembangunan kesehatan dan pencapaian sasaran MDGs tidak mungkin akan terwujud jika harus dilaksanakan sendiri oleh Kementerian Kesehatan, disinilah perlu dukungan dari seluruh jajaran lintas sektor di Pusat dan Daerah, seluruh organisasi profesi kesehatan, termasuk PPNI bersama seluruh lapisan masyarakat.
Perkembangan yang terjadi pada pembangunan kesehatan saat ini adalah adanya pergeseran dari pelayanan medis (medical care) ke pemeliharaan kesehatan (health care), sehingga setiap upaya penanggulangan masalah kesehatan lebih menonjolkan aspek peningkatan (promotive) dan pencegahan (preventive). Selain itu, terjadi pula pergeseran dari pengelolaan oleh pemerintah kepada swasta dan adanya penekanan pada aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu.
Sekjen menyampaikan bahwa kita harus menyiapkan diri dalam menghadapi tantangan pelayanan kesehatan, berupa globalisasi pelayanan kesehatan yang melampaui batas Negara, teknologi kesehatan yang semakin maju dan kompetisi dari tenaga asing. Oleh karena itu kita harus mengembangkan world class health care atau pelayanan kesehatan kelas dunia.
PPNI sebagai organisasi profesi yang memiliki anggota terbesar di Indonesia dan anggotanya bekerja pada fasilitas pelayanan kesehatan Rumah Sakit, Puskesmas, Balai Kesehatan, Klinik Keperawatan, bersama masyarakat hendaknya membentuk kelompok-kelompok pemberdayaan masyarakat. Sebab pelayanan keperawatan terus berkembang, mulai dari yang sederhana sampai yang kompleks, termasuk pelayanan pada kejadian bencana. Perawat merupakan ujung tombak dalam pembangunan kesehatan dan mempunyai peran strategis, bersama tenaga kesehatan lainnya dalam melaksanakan pembangunan kesehatan.
Seperti organisasi profesi lainnya, PPNI berada dalam satu ruang bersama dengan seluruh jajaran kesehatan dan jajaran lintas sektor terkait di Pusat dan Daerah. Karena itu, PPNI hendaknya bersinergi dalam membangun kekuatan bersama, bahu membahu melalui kerja sama erat dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sesuai proporsi, potensi, kemampuan, dan kompetensinya.
Aspek yang harus diperhatikan dalam pemberian pelayanan kesehatan adalah keterjangkauan (accessibility), serta kesetaraan dan keadilan (equity) bagi seluruh masyarakat. Tenaga kesehatan termasuk seluruh anggota PPNI memiliki peran penting di berbagai tatanan. Baik di fasilitas pelayanan kesehatan, di keluarga maupun masyarakat, untuk mewujudkan tersedianya pelayanan kesehatan yang setara, adil dan terjangkau.
Diharapkan kepada pengurus dan anggota PPNI di seluruh tanah air agar dalam memberikan pelayanan keperawatan, perawat harus mampu menjamin bahwa pelayanan yang diberikan aman bagi pasien dan masyarakat, yaitu benar, tepat dan mudah didapat. Perawat memberikan pelayanan keperawatan secara professional, berkinerja tinggi, bekerja secara ilmiah, bersikap caring sehingga dapat mengurangi beban psikologi pasien. Pemberian pelayanan keperawatan harus sesuai standar pelayanan, standar profesi dank ode etik yang telah ditetapkan oleh organisasi profesinya.
Perawat di DTPK dan DBK berperan memperkuat revitalisasi pelayanan keperawatan kesehatan masyakat (perkesmas) dengan sasaran spesifik masalah kesehatan yang terkait MDGs. Perawat berkontribusi penuh dalam mencapai program Rumah Sakit Indonesia Kelas Dunia dengan menerapkan model-model pelayanan professional dan manajemen maju. PPNI bersama himpunan dan ikatan seminatnya turut mengawal implementasi standar profesi, menjamin hanya perawat kompeten yang memberikan pelayanan keperawatan aman bagi masyarakat, dan membangun perilaku etika sesuai dengan kode etik profesi.
Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan, khususnya Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan dan Keteknisian Medik agar dapat mengembangkan kebijakan pelayanan keperawatan menuju profesionalisme pelayanan, pembinaan teknis dan monitoring evaluasi pelaksanaan perawatan di berbagai tatanan di fasilitas pelayanan kesehatan.
Untuk menghadapi ASEAN Framework Agreement on Services 8 atau AFAS 8, perlu dilakukan telaah pasar jasa untuk pelayanan keperawatan serta menetapkan standar pelayanan keperawatan dan kompetensi perawat yang diakui secara Internasional. Pergunakanlah forum Mutual Recognition Arrangement (MRA) on Nursing Services ASEAN untuk melakukan harmonisasi terhadap standar, termasuk sistem pendidikan tinggi keperawatan.
Selanjutnya hasil dari acara tersebut juga dikonkritkan dalam sebuah komitmen bersama Gerakan Nasional Perawat untuk berperan aktif secara nyata dalam percepatan pencapaian MDGs khususnya terkait dengan pengendalian HIV-AIDS, TB, Malaria dan masalah gizi di Indonesia. Humas

Jumat, 25 November 2011

Rapat Tahunan Anggota AIPNI X di Makassar

Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI) menggelar Rapat Tahunan Anggota (RTA) dan Seminar Internasional Keperawatan di Makassar. Kegiatan ini berlangsung 10-13 November 2011. Pembukan RTA dilaksanakan Kamis (10/11). Hadir Ketua AIPNI Pusat, Pro . Elly Nurrachmah, Rektor Unhas yang diwakili Wakil Rektor III, Prof Dadang S, dan Sekretaris Kopertis Wilayah IX Ibrahim Saman. 


Khusus untuk seminar internasional dijadwalkan dibuka hari ini, Jumat (11/11). Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo dijadwalkan hadir sekaligus membuka acara. Seminar internasional ini mengangkat tema; Bridging The Gap Between Nursing Education and Health Service. Sejumlah pemateri dari dalam dan luar negari dihadirkan dalam seminar ini. Salah satunya Prof Ikuko Moriguchi yang merupakan dosen keperawatan Hyogo University Jepang. 
Dalam sambutannya, Ketua AIPNI Pusat, Elly Nurrachmah mengatakan bahwa organisasi yang dipimpinnya saat ini mempunyai anggota sebanyak 188 institusi di seluruh Indonesia. Hampir seluruhnya ikut dalam kegiatan yang dilaksanakan di Grand Clarion Hotel ini. 
"Dalam pelaksanaan kegiatan RTA AIPNI dan seminar internasional ini, hampir seluruh intitusi anggota AIPNI turut hadir dan menjadi peserta,'' ujar Elly.


Pada Kegiatan RTA di Makassar ini juga di promosikan kegiatan AIPNI untuk tahun 2012 diantaranya adalah kegiatan seminar, pelatihan, workshop bagi anggota AIPNI . Daftar kegiatan ini  dapat di download disini 


http:://beritakotamakassar.com, aipni-aince.com

Kamis, 17 November 2011

Pengetahuan didapatkan dari berbagai pengalaman yang dialami oleh peserta didik, atau orang yang belajar dari lingkungan sekitarnya. Tentu Anda (siapapun orangnya) sebagai pendidik harus bisa memberikan yang terbaik yang bisa dilakukan untuk mencapai tujuan belajar peserta didik dengan menggunakan model yang tepat. Pendidikan pada semua tingkatan usia terkait dengan diperolehnya pengetahuan (knowledge) ketrampilan (skills) dan sikap (attitudes). belajar (pengetahuan) kognitif meliputi mendapatkan informasi dan konsep. Hal ini dilakukan tidak hanya dengan memahami materi yang dipelajari namun juga dilakukan analisis dan menerapkannya terhadap berbagai situasi baru, Kegiatan belajar (sikap) efektif melibatkan pengujian dan klarifikasi perasaan dan preferensi.
Bagaimanakah pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang diperoleh bisa membuat semua berbeda di dunia. akankah hal itu dilakukan secara pasif atau aktif? Belajar aktif informasi, ketrampilan dan sikap terjadi lewat suatu proses pencarian. nah ini dia bagian proses tersebut.
1. Pengajaran kelas penuh
2. Diskusi menggairahkan
3. Pertanyaan Jitu
4. Belajar Kolaboratif
5. Pengajaran teman sebaya
6. Belajar mandiri
7. Belajar afektif
8. Pengembangan ketrampilan
sumber: Sibermen, (202).  Active Learning 101, Strategi pembelajaran Aktif, Insani Madani, Yogjakarta

Kamis, 10 November 2011

Booklet Pelatihan dan Pembinaan Anggota AIPNI 2012


Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI) merupakan asosiasi yang memiliki visi menjadikan institusi penyelenggara pendidikan yang berorientasi pada upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat, pengembangan tehnologi dan ilmu keperawatan melalui penyelenggaraan proses pendidikan ners yang berwawasan global. Hal ini yang menjadi landasan dan arah dalam bentuk Rencana Kerja AIPNI periode 2009-2013.
            Keberhasilan proses belajar mengajar dengan kualitas hasil belajar yang tinggi merupakan dambaan dari seluruh anggota AIPNI. Potensi internal maupun eksternal organisasi saling berhubungan sehingga diperlukan analisa yang cermat untuk dapat merencanakan kegiatan yang bersifat perbaikan kedepan dan eksis dalam kondisi yang makin bersaing. Anggota akan memperoleh kepuasan akan makna keikutsertaan dalam organisasi AIPNI apabila peserta didiknya dapat belajar dan mencapai prestasi optimal serta manajemen lembaga berjalan efektif dan efisien. Begitupula AIPNI sebagai organisasi akan terus eksis apabila seluruh potensi yang dimilikinya terencana, terorganisasi, terintegrasi, dan dapat diaktualisasikan dalam kegiatan nyata yang bermanfaat untuk meningkatkan kapasitas institusi dan berperan bagi pembangunan SDM bangsa yang bertaqwa, cerdas, dan kompetitif.
            Menghadapi perkembangan lingkungan eksternal yang semakin cepat dan kompetitif terutama globalisasi yang sudah dimulai dengan pasar bebas ASEAN 2007, Asia Selatan, Asia Pasifik, dan pasar bebas Eropa dimana sektor kesehatan menjadi salah satu kesepakatan yang ditandatangani untuk pemberlakuan perdagangan bebas bidang kesehatan. AIPNI diharapkan dapat mendorong seluruh institusi untuk berkembang adaptif, sejajar, dan dapat bekerja sama serta bersaing dengan institusi pendidikan sejenis pada perguruan tinggi lain yang pada saat sekarang ini kondisinya sudah lebih maju.
            Kondisi lapangan menunjukkan 78 % program studi ilmu keperawatan belum terakreditasi oleh BAN-PT, 80 % belum mampu menyusun dan mengimplementasikan kurikulum institusional KBK pendidikan sarjana keperawatan, sebagian besar mengalami kesulitan dalam penataan manajemen keuangan pada penerapan KBK pendidikan sarjana keperawatan dan profesi kemampuan dosen dalam pembuatan kasus pemicu(triger case)rencah, mengalami kesulitan dalam pembuatan modul pembelajaran KBK pendidikan profesi Ners sebelum berjalan optimal, belum tersedianya preseptor klinik, tendahnya kemampuan penyusunan hibah penelitian penulisan jurnal ilmiah, kesulitan meyusun proposal hibah institusi dan hibah pengabdian kepada masyarakat.
            Dalam konteks pengembangan institusi pendidikan tinggi, isu-isu strategis dan strategi pengembangan yang dimaksud dapat dapat dikelompokkan setidaknya menjadi isu strategis dalam lingkup kepemimpinan, relevansi, suasana akademik, manajemen internal dan organisasi, keberlangsungan institusi, dan juga efisiensi dan produktivitas yang dilakukan pendidikan tinggi dikenal dengan sebutan LRAISE (Leadership, Efficiency, and Productivity).
            Menyadari bahwa disisi internal kekuatan yang dimiliki oleh anggota AIPNI sangat terbatas dan kelemahan yang dihadapi cukup mendasar. Sementara itu, di sisi eksternal peluang yang ada lebih kompetitif dan tantangan yang dihadapi semakin kompleks dan mengglobal, maka kerangka dasar pengembangan AIPNI saat ini lebih bersifat mengembangkan kemampuan (capacity building) institusi melalui pembenahan dan penataan terpenuhinya batas ambang (threshold) penyelenggaraan dan pengelolaan perguruan tinggi yang harus dapat tetap eksis di tengah-tengah semakin kompetitifnya perkembangan perguruan tinggi di tanah air.
            Pembinaan anggota melalui pelatihan baik berskala nasional maupun regional merupakan salah satu pilihan untuk mempercepat pencapaian visi organisasi menuju kesetaraan. Mengingat jumlah insitusi pendidikan keperawatan yang cukup besar saat ini(312 institusi) dan penyebarannya yang cukup luas maka, pola pembinaan melalui (7 regional) merupakan suatu pilihan agar dapat meningkatkan cakupan dan sasaran, lebih efektif serta efisien.

I.       TUJUAN
a.      Tujuan Umum
            Mengoptimalkan peran AIPNI dalam pembinaan anggota maupun calon anggota di wilayahnya melalui implementasi program-program prioritas secara terencana, teratur, dam berkesinambungan.

b.      Tujuan Khusus
1.      Tercapainya akreditasi program studi keperawatan sesuai ambang batas pengelolaan institusi yang baik dan benar sesuai kaidah dan standar pendidikan nasional
2.      Terlaksananya implementasi kurikulum KBK pada semua institusi pendidikan keperawatan melalui pemahaman filosofis, substansi, dan metodologi pembelajaran secara baik dan benar
3.      Terlaksananya program pendidikan profesi ners sesuai kaidah penyelenggaraan pendidikan profesi
4.      Diperolehnya kemampuan penyelenggaraan pendidikan keperawatab dalam melakukan pengelolaan institusi yang baik, efektif dan efisien
5.      Diperolehnya kemampuan dosen keperawatan dalam menyusun proposal hibah penelitian
6.      Diperolehnya kemampuan dosen dalam menulis ilmiah pada jurnal ilmiah
7.      Diperolehnya kemampuan dosen dalam menyusun proposal hibah pengabdian masyarakat

II.      MATERI PELATIHAN
1.      Pelatihan Penyiapan Akreditasi BAN-PT
2.      Pelatihan penyusunan kurikulum institusional KBK sarjana keperawatan dan implementasinya
3.      Pelatihan pembuatan modul pembelajaran KBK (Course Study Guide)
4.      Pelatihan pembuatan kasus pemicu (triger case)
5.      Pelatihan pembuatan soal (Item Development ) dan penelaahan soal (Item Review)
6.      Pelatihan Implementasi KBK pendidikan Profesi Ners
7.      Pelatihan mengintergrasikan soft skill kedalaman Mata Kuliah
8.      Pelatihan program internship TOT preseptorship
9.      Pelatihan Analisis Data Riset
10.   Penyiapan ijin pendidikan profesi Ners
11.   Pelatihan pembelajaran Klinik di Rumah Sakit dan Masyarakat
12.   Pelatihan penyusunan proposal hibah penelitian
13.   Pelatihan penyusunan proposal hibah institusi
14.   pelatihan penulisan jurnal ilmiah
15.   Pelatihan penyusunan proposal hibah pengabdian kepada masyarakat

Rapat Tahunan Aipni ke-X dan International Seminar Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia


RAPAT TAHUNAN ANGGOTA KE-X DAN INTERNATIONAL SEMINAR
ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN NERS INDONESIA
Hotel Clarion - Makassar, 10-13 November 2011

Download RAPAT TAHUNAN ANGGOTA KE-X DAN INTERNATIONAL SEMINAR.pdf

  1. TUJUAN
1.       Tujuan Umum
Terselenggaranya kegiatan RTA dan international seminar sebagaimana diamanatkan AD/ART AIPNI 2009 untuk pembinaan institusi pendidikan ners, mengidentifikasi berbagai isu, merumuskan alternatif penyelesaian masalah dan menyepakati berbagai kebijakan yang terkait dengan penyelenggaraan pendidikan keperawatan untuk mencapai standar yang ditetapkan.
2.       Tujuan Khusus
a.       Tersosialisasinya laporan pelaksanaan program kerja AIPNI tahun 2010-2011
b.      Di perolehnya masukan dari para pemangku kepentingan terkait isu dan masalah yang di hadapi oleh AIPNI menyangkut; perijinan profesi, implementasi KBK pendidikan ners, pengembangan SDM dosen, standarisasi wahana praktik, uji kompetensi lulusan dan lembaga akreditasi mandiri.
c.       Diperolehnya rumusan masalah dan alternatif penyelesaiannya sebagaimana perihal point (b) di atas secara terukur dan terencana untuk disampaikan dan di perjuangkan oleh asosiasi kepada para pemangku kepentingan
d.      Diperolehnya berbagai informasi terkini dari publikasi hasil-hasil penelitian dari penyelenggara pendidikan baik dalam negeri maupun luar negeri.

  1. TEMA
Tema RTA :
Peran AIPNI Membangun Kesetaraan Mutu Pendidikan Keperawatan  dalam Rangka Meningkatkan Mutu Pelayanan  Kesehatan di Indonesia
Tema International Seminar
“ Bridging  the Gap Between Nursing  Education and Health Services  “


  1. JADWAL KEGIATAN
HARI KE.1
Kamis, 10 November 2011
08.00-12.00         Registrasi
12.00-13.00         chek-in + shalat dhuhur
13.00-15.00         Pembukaan
Tari Empat etnis
Lagu Indonesia Raya
Pembacaan Doa
Laporan Ketua Panitia
Sambutan – Sambutan
·          Ketua AIPNI Pusat
·          Rektor UNHAS
·          Dirjen Dikti (sekaligus membuka acara)
Penutup
15.00-15.30         Rehat kopi/Display pameran
15.30-16.15         Laporan kegiatan tahunan AIPNI : Ketua AIPNI
16.15-16.40         Penyerahan Sertifikat Keanggotaan AIPNI
16.40-18.00         Laporan perkembangan AIPNI Regional 1
                                Laporan perkembangan AIPNI Regional 2
                                Laporan perkembangan AIPNI Regional 3
                                Laporan perkembangan AIPNI Regional 4
                                Laporan perkembangan AIPNI Regional 5
                                Laporan perkembangan AIPNI Regional 6
                                Laporan perkembangan AIPNI Regional 7
18.00-19.30         istirahat/makan malam
19.30-22.30         Panel Diskusi:
1.    Arah pengembangan pendidikan keperawatan di Indonesia: Ketua AIPNI
2.    Urgensi penyelenggaraan pendidikan Profesi Ners untuk menjawab kebutuhan tenaga perawat profesional:Direktorat  Kelembagaan dan Kerjasama Dirjend Dikti Kemendiknas RI
3.    Implementasi Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia dalam kurikulum pendidikan keperawatan:Direktorat Pembelajaran dan Mahasiswa Dirjend Dikti Kemendiknas RI
4.    Kebijakan pemerintah tentang pengembangan tenaga pendidik pada perguruan tinggi keperawatan di Indonesia; Direktorat Tenaga Pendidik dan Kependidikan Dirjen Dikti Kemendiknas RI
22.30-06.30         Istirahat

HARI KE.2
Jum`at, 11 November 2011

06.00-08.00         Sarapan pagi
08.00-09.00         Sambutan Ketua AIPNI
                                Key Note Speaker Gubernur Sulawesi Selatan
Arah Pembangunan kesehatan di propinsi Sulawesi Selatan
09.00-10.30         Plenary Session 1:
1. Ruth Jackson(Anglia Ruskin University-UK)
2. J  Van Prooijen   (Netherland)
 10.30-12.00        Plenary Session 2:
1.    Erin Lloyd ( Australia )
2.    Prof Ikuko Moriguchi (Jepang)
12.00-13.00         Sholat/makan siang
13.00-15.00         Paralel Session 1. Hasil-hasil riset AIPNI: (Room 1 +  Room 2 + Room 3 + Room 4)
15.00-15.30         Coffe Break
15.30-18.00         Paralel Session  2. Hasil-hasil riset AIPNI: (Room 1 + Room 2 + Room 3 + Room 4)
18.00-19.30         Istirahat/makan malam
19.30-22.30         Panel Diskusi
1. Standar Kompetensi dan standar pelayanan Keperawatan Indonesia; Dewi Irawati,MA,Ph.D. (Ktua Umum PP PPNI)
2. Standar Pendidikan Keperawatan Indonesia: Prof. Elly Nurrachmah, DNSc.RN (ketua AIPNI)
3.  Lembaga Akreditasi Mandiri Profesi Kesehatan: Prof.Dr. Irawan Yusuf (Dekan FK UNHAS/HPEQ-DIKTI)
4. Lembaga Pengembangan Uji Kompetensi Profesi Kesehatan: Dr. Wikaningrum (FK YARSI/HPEQ-DIKTI)
22.30-06.30         Istirahat

HARI KE.3
Sabtu, 12 November 2011

06.30-08.00         Rehat kopi/display sponsor
08.00-08.30         Pengarahan sidang organisasi
08.30-12.00         Diskusi Kelompok
Komisi  1: Bidang Organisasi (bahan diskusi: Perpanjangan ijin dan perijinan baru program pendidikan profesi, Uji Kompetensi lulusan, Pengakuan dan utilisasi lulusan dll) 
Komisi  2: Bidang Kebijakan Kurikulum (bahan diskusi; implementasi KBK dan  wahana praktik pada pada pendidikan profesi
Komisi 3: Bidang Penelitian dan Pengembangan (bahan diskusi: pengembangan SDM dosen keperawatan dan penelitian)
Komisi  4:  Bidang Penjaminan Mutu (bahan diskusi: Akreditasi internal dan external serta menghadapi implementasi LAM)
Komisi 5: Bidang Kerjasama dan Hubungan Luar Negeri (bahan diskusi;  Kerjasama dengan institusi dalam dan luar negeri untuk percepatan SDM dosen, pengembangan S2/spesialis)

12.00-13.00         Istirahat, sholat, makan malam/ hiburan
13.00-17.00         Penyampaian hasil sidang komisi
17.00-20.00         Makan malam / display pameran
20.00-20.30         Penentuan RTA tahun 2012
20.30-21.30         Penutupan



HARI KE 4.
Minggu, 13 November 2011
06.00-08.00         Sarapan pagi (Sekaligus Chek out)
08.00-13.00         City Tour ( Hotel-Trans Studio- Benteng Rotterdam - Somba Opu- Hotel )
13.00-                    Ke Bandara
                               
  1. PESERTA
Institusi Pendidikan Ners Anggota dan Non Anggota AIPNI sebanyak 305 institusi negeri maupun swasta di Indonesia.


E.    BIAYA PARTISIPASI
Anggota               : Rp. 6.800.000,- per Institusi (untuk 2 orang)
Non Anggota     : Rp. 7.250.000,- per institusi (untuk 2 orang)      
Termasuk :
1.       Akomodasi Penginapan 4 hari 3 malam
Check-in : tanggal 10 November 2011 pukul 12.00
Check-out : tanggal 13 November 2011
2.       Seminar kit

Selasa, 18 Oktober 2011

RTA 2011 Anggota Aipni di Makasar

Rapat Tahunan Anggota Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI) tahun 2011 akan diselenggarakan di Makassar. Kegiatan ini merupakan bentuk konsolidasi Pengurus AIPNI dengan Anggotanya yang tersebar di Seluruh Indonesia dalam rangka meningkatkan kegiatan dan kualitas pendidikan Ners di Indonesia SEMOGA SUKSES

Rabu, 17 Agustus 2011

Vision 2020 for Nursing

Introduction

The health of Americans is in serious jeopardy as the capacity of the nursing profession to care for an expanding, longer-living population continues to shrink. While nursing readily accepts the responsibility to fulfill its contract with society to maximize health, the profession’s leadership recognizes that the current system of nursing practice, education and credentialing is inadequate to meet the future health care needs and demands of consumers. Transformation that realizes discrete scopes of practice and licensure, with clearly defined educational preparation for each scope of practice, is required. Inherent to this transformation is the requirement that nursing service leaders and nurse educators collaborate with delivery system stakeholders to design, refine and implement a nursing care system: one that facilitates the work of nursing in a satisfying and rewarding manner while promoting nursing advancement in clinical practice.

Public understanding about the appropriate roles of nurses in health care delivery systems, as delineated by clear scope of practice and differentiated licensure tied to educational preparation, is essential. Americans will be better served by a diversified nursing workforce whose competencies are matched to specific roles. An adequate number of nurses, prepared with different types of knowledge and skills, is fundamental to the provision of quality, cost effective care. “This mediates against production of nurse clinicians who are all things to all people.” (AACN, AONE, N-OADN, 1995)

The challenge is to develop a comprehensive plan for nursing practice, education and credentialing that 1) distinguishes the specific sets of competencies that will be needed for the profession to meet its social mandate to improve health and provide care and 2) ensure that nursing is developed as a career that will attract a sufficient supply of new entrants necessary to meet the needs of society. The attractiveness of nursing as a career will be enhanced by Vision 2020 For Nursing.

Vision 2020 For Nursing

The Nursing Practice and Education Consortium (N-PEC) envisions a future in which nursing

will:
1. be clearly understood by society for its unique contributions to health care.
2. be viewed by the public as an intellectually challenging, economically advantageous and evolving career option with a global presence.
3. serve individuals, families and communities in the United States as health advocate/case manager.
4. be an evidence-based discipline with nurses as knowledge brokers.
5. be directly accountable to and selected by those served.
6. have a nursing education system that is based in institutions of higher education and prepares nursing clinicians for clearly differentiated roles.
7. have a practice environment in which nurses practice in distinct and clearly differentiated roles.
8. demonstrate congruence among competencies as delineated by educational preparation, licensure, employment expectations about roles and compensation.
9. have strong practice/education partnerships that recognize the contributions of expert nurses to the preparation of future nurse clinicians.
10. have a formalized period of standardized internship or residency post licensing.
11. use significant numbers of master’s prepared nurses to lead clinical care.
12. will be comprised of at least 20% doctorally prepared nurses who are prepared to practice as experts in illness care, public health, health education and faculty roles.
13. place emphasis on practice which applies cost-effective treatment of illness, health promotion, disease and illness prevention.
14. have an infrastructure for practice that is embedded in fully diversified professional corporations.
15. be innovative and entrepreneurial in improving nursing care to ensure quality, cost-effective outcomes.
16. have an active role in health care policy discussions and decision-making.
17. actively and strategically manage the supply of nurses prepared for the differentiated roles and, in conjunction with policymakers, work to ensure an appropriate supply of well-educated and competent nurse clinicians for these differentiated roles.

Consensus Statement

The overarching goal of nursing in the United States is to assist people and communities to achieve and maintain maximum health and to cope effectively with illnesses, accidents and diseases. Specifically, nursing’s social mandate is to be responsive to America’s diverse needs for enlightened health and illness care. In order to fulfill this mandate nursing must create research-based and evidence-based nursing care that ensures quality, cost-effective outcomes.
Nursing has a proud history of addressing factors associated with matters relevant to health and disease while making the distinction that disease, illness and optimal health are different phenomena. Nurses, along with multidisciplinary colleagues, maintain and maximize human well-being and functional ability by (1) preventing or alleviating individual and environmental factors that contribute to the experience of illness, and (2) enhancing factors that foster the experience of wellness.

In efforts to meet society’s needs for nursing care, the discipline has created a full range of educational programming including diploma, associate degree, baccalaureate degree, masters degree and doctoral degrees in nursing to 1) prepare nurses to meet the nursing care needs of individuals, families and communities, and 2) advance and disseminate knowledge pertinent to nursing care. Historically, the various diploma and academic degrees in nursing have not been clearly differentiated in terms of the competencies achieved in these different programs, the corresponding credentialing requirements and the practice distinctions and employment opportunities associated with different educational outcomes. This lack of differentiation has resulted in unclear expectations on the part of prospective nurses, employing agencies and the public. The lack of clarity, coupled with the turmoil accompanying the recent reorganization in health care delivery systems, has contributed to the perception by young people that nursing is a blue collar, non-intellectually demanding, financially unrewarding and insecure type of work
(JWT Specialized Communications, 2000). For the most part, the current health care environment is not supportive of nursing; and it is typically devoid of nurturing qualities. In general, nurses do not feel respected or valued for their contributions to the health care team.

To preclude an escalating crisis in the health care delivery system due to a shortage of nurses, major changes in delivery settings and in the preparation of nurses are indicated. Nursing has historically experienced cycles of perceived oversupply or diminished demand. Newer dynamics related to the aging of the nursing workforce and decreased enrollments of new entrants to the nursing workforce portend a more serious and longer term shortage in the nursing workforce (Buerhaus, Staiger & Auerbach, 2000; Bednash, 2000). To recruit and retain sufficient numbers of appropriately prepared nurses to meet consumer health care needs, the profession must design and employ practice frameworks that maximize the use of nurses’ intellectual capital and provide opportunities for career advancement.

To ensure a sufficient supply of nurses to meet society’s needs for first-rate nursing care through 2020, N-PEC member organizations agree that major transformations in nursing practice, education and regulation are required. Specifically, alignment among educational preparation, regulation, scope of practice and practice roles in all settings is required.

Therefore, the N-PEC proposes a markedly revised conceptualization of nursing roles and scopes of practice for the profession. A model depicting possible scopes of practice is presented in Figure 1 below. Each of the scopes of practice is represented by the letters A, B, C and D. Scope A is currently conceived as an unlicensed care provider, while individuals practicing in Scopes B and C would require a license. The consortium also believes that separate and distinct licensure would exist for Scope B and Scope C providers. As distinct entities, movement between Scope B and Scope C would be limited. To better bridge education and practice,
N-PEC members supported the incorporation of post-license internships for Scope B and residencies for Scope C. Graduate education would be required for practice in Scope D, and individuals would move from Scope C to Scope D through this graduate education.

N-PEC members agree that future work needs to be directed to 1) delineating scopes of practice with corresponding competencies for each type of nursing care provider, 2) identifying strategies for developing licensure, and where appropriate, credentialing mechanisms for each type of nurse provider, and 3) developing practice settings where the new scopes of practice and roles can be enacted with organizational support.

To accomplish these ends, demonstration projects, competitively sought and funded, are realistic next steps, once scopes of practice, competencies and educational preparation are identified. These projects require collaboration among educational institutions, practice settings of various types and respective state boards of nursing.
Assumptions

The following assumptions underlie the urgent need to redesign nursing education, practice and regulation to prepare and retain the nursing workforce needed now and in the future.

1. Health care delivery will continue to be a major priority for the nation; nursing is an essential component of health care delivery.
2. Nursing practice, education and regulation have not kept pace with changes in the health care delivery system.
3. The supply of nurses will become insufficient to meet the growing health care demands of diverse populations.
4. The nursing discipline must attract younger and second-career people to strengthen the future of the profession.
5. Career options for men, women and diverse ethnic groups will expand in the future and result in competition for persons interested in nursing as a career.
6. If the current trajectory of diminishing supply of nurses as a consequence of retirement exceeding new entrants continues, the public will experience an irreversible loss of needed nursing care.
7. A nursing faculty shortage will be intensified by the aging workforce and inadequate faculty salaries.
8. Nursing organizations can support the strategic plan through their political will to do so.
Strategic Plan Objective and Outcomes

Objective: To meet the health needs of Americans by assuring an adequate supply of appropriately prepared nurses. To accomplish this objective, we must create satisfying and rewarding careers in nursing that distinguish knowledge-based roles and competencies in nursing practice and specify educational preparation, career development options and supportive regulations.

Outcomes: The following outcomes will be achieved:
Outcome #1: A vision statement for the discipline of nursing that meets the needs of diverse populations is developed.
A. Develop a succinct statement, accompanied by a narrative draft.
B. Establish full N-PEC endorsement and support for the document.
C. Secure support of N-PEC organizational leadership and members.
D. Revise statement and secure feedback from internal and external stakeholders.
E. Complete widespread dissemination of final draft.
Outcome #2: The nature and scope of the competencies required to actualize the discipline’s contributions to the health of Americans in the future will be defined.
A. Prepare an assessment of present and evolving populations and health care system needs.
B. Delineate distinct scopes of nursing practice.
C. Distinguish the required roles and the competencies associated with those roles in relation to types of health care and the needs of population segments.
D. Define the educational preparation required for these roles.
Outcome #3: Consensus statement regarding scopes of practice, educational preparation and credentialing for nursing practice is achieved.
A. Convene consensus conferences with members of N-PEC organizations for dialogue about Outcomes #1 and #2.
B. Develop a grid that contains clusters of competencies matched to educational preparation, practice roles and credentialing, including appropriate licensure as discovered in conference feedback.
C. Secure broader feedback from internal and external stakeholders; revise grid.
D. Secure support of consortium member organizational leadership and members.
E. Complete and disseminate final revision of consensus statement on scopes of educational preparation and credentials for nursing practice.
Outcome #4: Creation of nursing practice frameworks characterized by nurses accountable for populations of patients.
A. Define the guiding principles for the ideal practice model, which will deliver care in the face of the nursing shortage, with particular focus on evidence of quality of care and cost effectiveness.
B. Identify the above principles for each of the various practice settings.
C. Examine pertinent findings from the field, i.e., “Colleagues in Caring” initiatives, and develop application initiatives and guidelines.
D. Identify the requirements of state and voluntary regulatory bodies, and analyze their impact on establishing national nursing practice competencies.
E. Identify the factors within nursing practice that serve as barriers or facilitators to nursing practice.
F. Articulate the economic value of implementing frameworks that match nursing competencies with the variety of health care needs.
G. Secure support from nurse managers to assist in achieving desired outcomes.
Outcome #5: A nursing education transition framework that reflects the full range of scopes of practice competencies and corresponding preparation, as identified in Outcome #2, is specified.
A. Assess resources available within existing nursing education system.
B. Analyze exemplar transition frameworks and processes used in designing major educational and practice transformations in other disciplines.
C. Draft a plan to transform and transition nursing education to reflect the desired educational framework.
D. Determine the financial viability of projected educational programs.
E. Present to N-PEC and obtain support for the document.
F. Secure support of consortium member organizational leadership.
G. Obtain feedback from internal and external stakeholders and revise education framework.
H. Complete final revision and begin widespread dissemination.
Outcome #6: A model feedback loop that promotes mutual accountabilities and collaboration between practice and education at national levels is constructed.
A. Collate and analyze information about effective national frameworks (in and out of nursing) that incorporate recognition of the mutual accountabilities between education and practice.
B. Identify the essential relationships needed between stakeholders.
C. Agree upon and implement a feedback process.
D. Identify the driving and inhibiting factors to effective collaboration between practice and education.
E. Establish a continuous feedback loop between nursing practice and education that enhances the efforts of both.
F. Include representatives of regulatory and credentialing bodies in the decision making.
Outcome #7: The regulatory and credentialing system prospectively reflects the prescribed changes in practice and education.
A. Collaborate with the appropriate regulatory and credentialing bodies.
B. Assess the state of affairs within the regulatory and credentialing arenas.
C. Identify needed changes and associated implications.
D. Create a transition plan and process for needed regulatory changes.
E. Develop a cost/benefit analysis that addresses the revised regulatory and credentialing requirements.
Outcome #8: Collaborative demonstration projects between education, practice and regulatory bodies provide evidence of strategies that can be used to bring about the desired transformation in nursing education, practice and regulation. The projects would demonstrate Outcomes #4-7.
A. Secure funding for demonstration projects.
B. Develop and disseminate an RFP for demonstration projects.
C. Competitively review and select proposals to be funded.
D. Evaluate demonstration projects containing strategies to transform nursing education, licensure and credentialing, and practice.
Outcome #9: A communications plan informing publics throughout the process is devised.
A. Contract with a public relations firm to develop the plan.
B. Develop a compelling image for the initiative.
C. Develop white papers and other explanatory documents for publication.
D. Communicate information to nursing stakeholders as the framework is developed.
E. Hold periodic regional forums to describe the framework and elicit feedback.
F. Conduct national closed-circuit broadcasts.
G. Design a web page with hotlinks to nursing organizations.
Outcome #10: Increase the number of individuals choosing nursing as a career.
A. Collaborate with the Nurses for a Healthier Tomorrow campaign.
B. Identify “best” nursing education frameworks that excel in recruitment and retention of students and promote career advancement.
C. Collaborate with HRSA: Health Careers for Kids program.
Outcome #11: A central coordinating center to manage the transformational process is established.
A. Seek external funding.
1. Design the coordinating center project with full consortium input; write the grant proposal with task force of consortium.
B. Attend to transitional activities.
1. Secure commitment from N-PEC members to financially support activities during the period preceding grant funding. (May conduct fundraising efforts.)
2. Maintain continuity of N-PEC organization leaders by conducting succession planning.
Sumber Asli: www.cna-nurses.ca/CNA/documents
Web Hosting