Selasa, 29 November 2011

Hari Perawat Sedunia Closing the Gap: Increasing Access and Equity Through Nursing Services




Closing the Gap: Increasing Access and Equity Through Nursing Services sangat relevan dengan upaya kita dalam periode 2010 – 2014 untuk meningkatkan akses masyarakat pada pelayanan kesehatan yang bermutu. Upaya ini dimaksudkan untuk mewujudkan tujuan pembangunan kesehatan yang diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, demi meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Hal inilah yang disampaikan Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan, dr. Ratna Rosita, MPHM saat membacakan sambutan Menteri Kesehatan pada acara Workshop Nasional Keperawatan dan Peringatan Hari Perawat Sedunia pada tanggal 12 Mei 2011.
Pembangunan kesehatan yang telah dilaksanakan selama beberapa dasa warsa terakhir ini sudah menunjukkan hasil yang menggembirakan di berbagai bidang, namun masih ada beberapa tantangan yang harus dihadapi dan sikapi dengan kerja keras dan kerja cerdas antara lain masih tingginya angka kematian ibu, angka kematian bayi, angka prevalensi gizi buruk, dan angka kejadian beberapa jenis penyakit menular, seperti AIDS, TB dan Malaria.
Ada beberapa isu pokok dalam kurun waktu 2010 – 2014 ini perlu mendapat perhatian sungguh-sungguh dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, organisasi profesi, termasuk PPNI dan seluruh lapisan masyarakat seperti : 1). Dispararitas pelayanan kesehatan antar wilayah geografi, antar kelompok sosial ekonomi, dan antar gender, 2). Beban ganda pelayanan kesehatan, dimana penyakit menular, penyakit tidak menular, dan new emerging diseases harus ditangani sekaligus, 3). Belum optimalnya ketersediaan, pemerataan, keterjangkauan obat dan alat kesehatan, 4). Belum terpenuhinya jumlah, jenis, kualitas, serta penyebaran SDM Kesehatan, 5).
Perlunya penataan dan penguatan infrastruktur kesehatan, dan 6). Tingginya kejadian bencana dan terjadinya perubahan iklim. Menyikapi berbagai masalah dan isu pokok tersebut, Kementerian Kesehatan melancarkan Reformasi Pembangunan Kesehatan yang mencakup 7 upaya, yaitu 1) Revitalisasi pelayanan kesehatan dasar dan pemenuhan Biaya Operasional Kesehatan (BOK), 2). Penyediaan obat dan alat kesehatan di seluruh fasilitas kesehatan, 3). Penyediaan, distribusi dan retensi SDM Kesehatan yang bermutu, adil dan merata, 4) Pengembangan jaminan kesehatan menuju Universal Coverage, 5). Keberpihakan kepada Daerah Tertinggal Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) serta penanganan Daerah Bermasalah Kesehatan (DBK), 6). Pelaksanaan reformasi birokrasi kesehatan, dan 7). Pengembangan World Class Health Care. Untuk menghilangkan disparitas pelayanan kesehatan, Kementerian Kesehatan mempunyai komitmen yang tinggi pada pencapaian sasaran-sasaran Millenium Development Goals atau MDGs.
Reformasi pembangunan kesehatan dan pencapaian sasaran MDGs tidak mungkin akan terwujud jika harus dilaksanakan sendiri oleh Kementerian Kesehatan, disinilah perlu dukungan dari seluruh jajaran lintas sektor di Pusat dan Daerah, seluruh organisasi profesi kesehatan, termasuk PPNI bersama seluruh lapisan masyarakat.
Perkembangan yang terjadi pada pembangunan kesehatan saat ini adalah adanya pergeseran dari pelayanan medis (medical care) ke pemeliharaan kesehatan (health care), sehingga setiap upaya penanggulangan masalah kesehatan lebih menonjolkan aspek peningkatan (promotive) dan pencegahan (preventive). Selain itu, terjadi pula pergeseran dari pengelolaan oleh pemerintah kepada swasta dan adanya penekanan pada aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu.
Sekjen menyampaikan bahwa kita harus menyiapkan diri dalam menghadapi tantangan pelayanan kesehatan, berupa globalisasi pelayanan kesehatan yang melampaui batas Negara, teknologi kesehatan yang semakin maju dan kompetisi dari tenaga asing. Oleh karena itu kita harus mengembangkan world class health care atau pelayanan kesehatan kelas dunia.
PPNI sebagai organisasi profesi yang memiliki anggota terbesar di Indonesia dan anggotanya bekerja pada fasilitas pelayanan kesehatan Rumah Sakit, Puskesmas, Balai Kesehatan, Klinik Keperawatan, bersama masyarakat hendaknya membentuk kelompok-kelompok pemberdayaan masyarakat. Sebab pelayanan keperawatan terus berkembang, mulai dari yang sederhana sampai yang kompleks, termasuk pelayanan pada kejadian bencana. Perawat merupakan ujung tombak dalam pembangunan kesehatan dan mempunyai peran strategis, bersama tenaga kesehatan lainnya dalam melaksanakan pembangunan kesehatan.
Seperti organisasi profesi lainnya, PPNI berada dalam satu ruang bersama dengan seluruh jajaran kesehatan dan jajaran lintas sektor terkait di Pusat dan Daerah. Karena itu, PPNI hendaknya bersinergi dalam membangun kekuatan bersama, bahu membahu melalui kerja sama erat dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sesuai proporsi, potensi, kemampuan, dan kompetensinya.
Aspek yang harus diperhatikan dalam pemberian pelayanan kesehatan adalah keterjangkauan (accessibility), serta kesetaraan dan keadilan (equity) bagi seluruh masyarakat. Tenaga kesehatan termasuk seluruh anggota PPNI memiliki peran penting di berbagai tatanan. Baik di fasilitas pelayanan kesehatan, di keluarga maupun masyarakat, untuk mewujudkan tersedianya pelayanan kesehatan yang setara, adil dan terjangkau.
Diharapkan kepada pengurus dan anggota PPNI di seluruh tanah air agar dalam memberikan pelayanan keperawatan, perawat harus mampu menjamin bahwa pelayanan yang diberikan aman bagi pasien dan masyarakat, yaitu benar, tepat dan mudah didapat. Perawat memberikan pelayanan keperawatan secara professional, berkinerja tinggi, bekerja secara ilmiah, bersikap caring sehingga dapat mengurangi beban psikologi pasien. Pemberian pelayanan keperawatan harus sesuai standar pelayanan, standar profesi dank ode etik yang telah ditetapkan oleh organisasi profesinya.
Perawat di DTPK dan DBK berperan memperkuat revitalisasi pelayanan keperawatan kesehatan masyakat (perkesmas) dengan sasaran spesifik masalah kesehatan yang terkait MDGs. Perawat berkontribusi penuh dalam mencapai program Rumah Sakit Indonesia Kelas Dunia dengan menerapkan model-model pelayanan professional dan manajemen maju. PPNI bersama himpunan dan ikatan seminatnya turut mengawal implementasi standar profesi, menjamin hanya perawat kompeten yang memberikan pelayanan keperawatan aman bagi masyarakat, dan membangun perilaku etika sesuai dengan kode etik profesi.
Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan, khususnya Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan dan Keteknisian Medik agar dapat mengembangkan kebijakan pelayanan keperawatan menuju profesionalisme pelayanan, pembinaan teknis dan monitoring evaluasi pelaksanaan perawatan di berbagai tatanan di fasilitas pelayanan kesehatan.
Untuk menghadapi ASEAN Framework Agreement on Services 8 atau AFAS 8, perlu dilakukan telaah pasar jasa untuk pelayanan keperawatan serta menetapkan standar pelayanan keperawatan dan kompetensi perawat yang diakui secara Internasional. Pergunakanlah forum Mutual Recognition Arrangement (MRA) on Nursing Services ASEAN untuk melakukan harmonisasi terhadap standar, termasuk sistem pendidikan tinggi keperawatan.
Selanjutnya hasil dari acara tersebut juga dikonkritkan dalam sebuah komitmen bersama Gerakan Nasional Perawat untuk berperan aktif secara nyata dalam percepatan pencapaian MDGs khususnya terkait dengan pengendalian HIV-AIDS, TB, Malaria dan masalah gizi di Indonesia. Humas

Jumat, 25 November 2011

Rapat Tahunan Anggota AIPNI X di Makassar

Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI) menggelar Rapat Tahunan Anggota (RTA) dan Seminar Internasional Keperawatan di Makassar. Kegiatan ini berlangsung 10-13 November 2011. Pembukan RTA dilaksanakan Kamis (10/11). Hadir Ketua AIPNI Pusat, Pro . Elly Nurrachmah, Rektor Unhas yang diwakili Wakil Rektor III, Prof Dadang S, dan Sekretaris Kopertis Wilayah IX Ibrahim Saman. 


Khusus untuk seminar internasional dijadwalkan dibuka hari ini, Jumat (11/11). Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo dijadwalkan hadir sekaligus membuka acara. Seminar internasional ini mengangkat tema; Bridging The Gap Between Nursing Education and Health Service. Sejumlah pemateri dari dalam dan luar negari dihadirkan dalam seminar ini. Salah satunya Prof Ikuko Moriguchi yang merupakan dosen keperawatan Hyogo University Jepang. 
Dalam sambutannya, Ketua AIPNI Pusat, Elly Nurrachmah mengatakan bahwa organisasi yang dipimpinnya saat ini mempunyai anggota sebanyak 188 institusi di seluruh Indonesia. Hampir seluruhnya ikut dalam kegiatan yang dilaksanakan di Grand Clarion Hotel ini. 
"Dalam pelaksanaan kegiatan RTA AIPNI dan seminar internasional ini, hampir seluruh intitusi anggota AIPNI turut hadir dan menjadi peserta,'' ujar Elly.


Pada Kegiatan RTA di Makassar ini juga di promosikan kegiatan AIPNI untuk tahun 2012 diantaranya adalah kegiatan seminar, pelatihan, workshop bagi anggota AIPNI . Daftar kegiatan ini  dapat di download disini 


http:://beritakotamakassar.com, aipni-aince.com

Kamis, 17 November 2011

Pengetahuan didapatkan dari berbagai pengalaman yang dialami oleh peserta didik, atau orang yang belajar dari lingkungan sekitarnya. Tentu Anda (siapapun orangnya) sebagai pendidik harus bisa memberikan yang terbaik yang bisa dilakukan untuk mencapai tujuan belajar peserta didik dengan menggunakan model yang tepat. Pendidikan pada semua tingkatan usia terkait dengan diperolehnya pengetahuan (knowledge) ketrampilan (skills) dan sikap (attitudes). belajar (pengetahuan) kognitif meliputi mendapatkan informasi dan konsep. Hal ini dilakukan tidak hanya dengan memahami materi yang dipelajari namun juga dilakukan analisis dan menerapkannya terhadap berbagai situasi baru, Kegiatan belajar (sikap) efektif melibatkan pengujian dan klarifikasi perasaan dan preferensi.
Bagaimanakah pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang diperoleh bisa membuat semua berbeda di dunia. akankah hal itu dilakukan secara pasif atau aktif? Belajar aktif informasi, ketrampilan dan sikap terjadi lewat suatu proses pencarian. nah ini dia bagian proses tersebut.
1. Pengajaran kelas penuh
2. Diskusi menggairahkan
3. Pertanyaan Jitu
4. Belajar Kolaboratif
5. Pengajaran teman sebaya
6. Belajar mandiri
7. Belajar afektif
8. Pengembangan ketrampilan
sumber: Sibermen, (202).  Active Learning 101, Strategi pembelajaran Aktif, Insani Madani, Yogjakarta

Kamis, 10 November 2011

Booklet Pelatihan dan Pembinaan Anggota AIPNI 2012


Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI) merupakan asosiasi yang memiliki visi menjadikan institusi penyelenggara pendidikan yang berorientasi pada upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat, pengembangan tehnologi dan ilmu keperawatan melalui penyelenggaraan proses pendidikan ners yang berwawasan global. Hal ini yang menjadi landasan dan arah dalam bentuk Rencana Kerja AIPNI periode 2009-2013.
            Keberhasilan proses belajar mengajar dengan kualitas hasil belajar yang tinggi merupakan dambaan dari seluruh anggota AIPNI. Potensi internal maupun eksternal organisasi saling berhubungan sehingga diperlukan analisa yang cermat untuk dapat merencanakan kegiatan yang bersifat perbaikan kedepan dan eksis dalam kondisi yang makin bersaing. Anggota akan memperoleh kepuasan akan makna keikutsertaan dalam organisasi AIPNI apabila peserta didiknya dapat belajar dan mencapai prestasi optimal serta manajemen lembaga berjalan efektif dan efisien. Begitupula AIPNI sebagai organisasi akan terus eksis apabila seluruh potensi yang dimilikinya terencana, terorganisasi, terintegrasi, dan dapat diaktualisasikan dalam kegiatan nyata yang bermanfaat untuk meningkatkan kapasitas institusi dan berperan bagi pembangunan SDM bangsa yang bertaqwa, cerdas, dan kompetitif.
            Menghadapi perkembangan lingkungan eksternal yang semakin cepat dan kompetitif terutama globalisasi yang sudah dimulai dengan pasar bebas ASEAN 2007, Asia Selatan, Asia Pasifik, dan pasar bebas Eropa dimana sektor kesehatan menjadi salah satu kesepakatan yang ditandatangani untuk pemberlakuan perdagangan bebas bidang kesehatan. AIPNI diharapkan dapat mendorong seluruh institusi untuk berkembang adaptif, sejajar, dan dapat bekerja sama serta bersaing dengan institusi pendidikan sejenis pada perguruan tinggi lain yang pada saat sekarang ini kondisinya sudah lebih maju.
            Kondisi lapangan menunjukkan 78 % program studi ilmu keperawatan belum terakreditasi oleh BAN-PT, 80 % belum mampu menyusun dan mengimplementasikan kurikulum institusional KBK pendidikan sarjana keperawatan, sebagian besar mengalami kesulitan dalam penataan manajemen keuangan pada penerapan KBK pendidikan sarjana keperawatan dan profesi kemampuan dosen dalam pembuatan kasus pemicu(triger case)rencah, mengalami kesulitan dalam pembuatan modul pembelajaran KBK pendidikan profesi Ners sebelum berjalan optimal, belum tersedianya preseptor klinik, tendahnya kemampuan penyusunan hibah penelitian penulisan jurnal ilmiah, kesulitan meyusun proposal hibah institusi dan hibah pengabdian kepada masyarakat.
            Dalam konteks pengembangan institusi pendidikan tinggi, isu-isu strategis dan strategi pengembangan yang dimaksud dapat dapat dikelompokkan setidaknya menjadi isu strategis dalam lingkup kepemimpinan, relevansi, suasana akademik, manajemen internal dan organisasi, keberlangsungan institusi, dan juga efisiensi dan produktivitas yang dilakukan pendidikan tinggi dikenal dengan sebutan LRAISE (Leadership, Efficiency, and Productivity).
            Menyadari bahwa disisi internal kekuatan yang dimiliki oleh anggota AIPNI sangat terbatas dan kelemahan yang dihadapi cukup mendasar. Sementara itu, di sisi eksternal peluang yang ada lebih kompetitif dan tantangan yang dihadapi semakin kompleks dan mengglobal, maka kerangka dasar pengembangan AIPNI saat ini lebih bersifat mengembangkan kemampuan (capacity building) institusi melalui pembenahan dan penataan terpenuhinya batas ambang (threshold) penyelenggaraan dan pengelolaan perguruan tinggi yang harus dapat tetap eksis di tengah-tengah semakin kompetitifnya perkembangan perguruan tinggi di tanah air.
            Pembinaan anggota melalui pelatihan baik berskala nasional maupun regional merupakan salah satu pilihan untuk mempercepat pencapaian visi organisasi menuju kesetaraan. Mengingat jumlah insitusi pendidikan keperawatan yang cukup besar saat ini(312 institusi) dan penyebarannya yang cukup luas maka, pola pembinaan melalui (7 regional) merupakan suatu pilihan agar dapat meningkatkan cakupan dan sasaran, lebih efektif serta efisien.

I.       TUJUAN
a.      Tujuan Umum
            Mengoptimalkan peran AIPNI dalam pembinaan anggota maupun calon anggota di wilayahnya melalui implementasi program-program prioritas secara terencana, teratur, dam berkesinambungan.

b.      Tujuan Khusus
1.      Tercapainya akreditasi program studi keperawatan sesuai ambang batas pengelolaan institusi yang baik dan benar sesuai kaidah dan standar pendidikan nasional
2.      Terlaksananya implementasi kurikulum KBK pada semua institusi pendidikan keperawatan melalui pemahaman filosofis, substansi, dan metodologi pembelajaran secara baik dan benar
3.      Terlaksananya program pendidikan profesi ners sesuai kaidah penyelenggaraan pendidikan profesi
4.      Diperolehnya kemampuan penyelenggaraan pendidikan keperawatab dalam melakukan pengelolaan institusi yang baik, efektif dan efisien
5.      Diperolehnya kemampuan dosen keperawatan dalam menyusun proposal hibah penelitian
6.      Diperolehnya kemampuan dosen dalam menulis ilmiah pada jurnal ilmiah
7.      Diperolehnya kemampuan dosen dalam menyusun proposal hibah pengabdian masyarakat

II.      MATERI PELATIHAN
1.      Pelatihan Penyiapan Akreditasi BAN-PT
2.      Pelatihan penyusunan kurikulum institusional KBK sarjana keperawatan dan implementasinya
3.      Pelatihan pembuatan modul pembelajaran KBK (Course Study Guide)
4.      Pelatihan pembuatan kasus pemicu (triger case)
5.      Pelatihan pembuatan soal (Item Development ) dan penelaahan soal (Item Review)
6.      Pelatihan Implementasi KBK pendidikan Profesi Ners
7.      Pelatihan mengintergrasikan soft skill kedalaman Mata Kuliah
8.      Pelatihan program internship TOT preseptorship
9.      Pelatihan Analisis Data Riset
10.   Penyiapan ijin pendidikan profesi Ners
11.   Pelatihan pembelajaran Klinik di Rumah Sakit dan Masyarakat
12.   Pelatihan penyusunan proposal hibah penelitian
13.   Pelatihan penyusunan proposal hibah institusi
14.   pelatihan penulisan jurnal ilmiah
15.   Pelatihan penyusunan proposal hibah pengabdian kepada masyarakat

Rapat Tahunan Aipni ke-X dan International Seminar Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia


RAPAT TAHUNAN ANGGOTA KE-X DAN INTERNATIONAL SEMINAR
ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN NERS INDONESIA
Hotel Clarion - Makassar, 10-13 November 2011

Download RAPAT TAHUNAN ANGGOTA KE-X DAN INTERNATIONAL SEMINAR.pdf

  1. TUJUAN
1.       Tujuan Umum
Terselenggaranya kegiatan RTA dan international seminar sebagaimana diamanatkan AD/ART AIPNI 2009 untuk pembinaan institusi pendidikan ners, mengidentifikasi berbagai isu, merumuskan alternatif penyelesaian masalah dan menyepakati berbagai kebijakan yang terkait dengan penyelenggaraan pendidikan keperawatan untuk mencapai standar yang ditetapkan.
2.       Tujuan Khusus
a.       Tersosialisasinya laporan pelaksanaan program kerja AIPNI tahun 2010-2011
b.      Di perolehnya masukan dari para pemangku kepentingan terkait isu dan masalah yang di hadapi oleh AIPNI menyangkut; perijinan profesi, implementasi KBK pendidikan ners, pengembangan SDM dosen, standarisasi wahana praktik, uji kompetensi lulusan dan lembaga akreditasi mandiri.
c.       Diperolehnya rumusan masalah dan alternatif penyelesaiannya sebagaimana perihal point (b) di atas secara terukur dan terencana untuk disampaikan dan di perjuangkan oleh asosiasi kepada para pemangku kepentingan
d.      Diperolehnya berbagai informasi terkini dari publikasi hasil-hasil penelitian dari penyelenggara pendidikan baik dalam negeri maupun luar negeri.

  1. TEMA
Tema RTA :
Peran AIPNI Membangun Kesetaraan Mutu Pendidikan Keperawatan  dalam Rangka Meningkatkan Mutu Pelayanan  Kesehatan di Indonesia
Tema International Seminar
“ Bridging  the Gap Between Nursing  Education and Health Services  “


  1. JADWAL KEGIATAN
HARI KE.1
Kamis, 10 November 2011
08.00-12.00         Registrasi
12.00-13.00         chek-in + shalat dhuhur
13.00-15.00         Pembukaan
Tari Empat etnis
Lagu Indonesia Raya
Pembacaan Doa
Laporan Ketua Panitia
Sambutan – Sambutan
·          Ketua AIPNI Pusat
·          Rektor UNHAS
·          Dirjen Dikti (sekaligus membuka acara)
Penutup
15.00-15.30         Rehat kopi/Display pameran
15.30-16.15         Laporan kegiatan tahunan AIPNI : Ketua AIPNI
16.15-16.40         Penyerahan Sertifikat Keanggotaan AIPNI
16.40-18.00         Laporan perkembangan AIPNI Regional 1
                                Laporan perkembangan AIPNI Regional 2
                                Laporan perkembangan AIPNI Regional 3
                                Laporan perkembangan AIPNI Regional 4
                                Laporan perkembangan AIPNI Regional 5
                                Laporan perkembangan AIPNI Regional 6
                                Laporan perkembangan AIPNI Regional 7
18.00-19.30         istirahat/makan malam
19.30-22.30         Panel Diskusi:
1.    Arah pengembangan pendidikan keperawatan di Indonesia: Ketua AIPNI
2.    Urgensi penyelenggaraan pendidikan Profesi Ners untuk menjawab kebutuhan tenaga perawat profesional:Direktorat  Kelembagaan dan Kerjasama Dirjend Dikti Kemendiknas RI
3.    Implementasi Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia dalam kurikulum pendidikan keperawatan:Direktorat Pembelajaran dan Mahasiswa Dirjend Dikti Kemendiknas RI
4.    Kebijakan pemerintah tentang pengembangan tenaga pendidik pada perguruan tinggi keperawatan di Indonesia; Direktorat Tenaga Pendidik dan Kependidikan Dirjen Dikti Kemendiknas RI
22.30-06.30         Istirahat

HARI KE.2
Jum`at, 11 November 2011

06.00-08.00         Sarapan pagi
08.00-09.00         Sambutan Ketua AIPNI
                                Key Note Speaker Gubernur Sulawesi Selatan
Arah Pembangunan kesehatan di propinsi Sulawesi Selatan
09.00-10.30         Plenary Session 1:
1. Ruth Jackson(Anglia Ruskin University-UK)
2. J  Van Prooijen   (Netherland)
 10.30-12.00        Plenary Session 2:
1.    Erin Lloyd ( Australia )
2.    Prof Ikuko Moriguchi (Jepang)
12.00-13.00         Sholat/makan siang
13.00-15.00         Paralel Session 1. Hasil-hasil riset AIPNI: (Room 1 +  Room 2 + Room 3 + Room 4)
15.00-15.30         Coffe Break
15.30-18.00         Paralel Session  2. Hasil-hasil riset AIPNI: (Room 1 + Room 2 + Room 3 + Room 4)
18.00-19.30         Istirahat/makan malam
19.30-22.30         Panel Diskusi
1. Standar Kompetensi dan standar pelayanan Keperawatan Indonesia; Dewi Irawati,MA,Ph.D. (Ktua Umum PP PPNI)
2. Standar Pendidikan Keperawatan Indonesia: Prof. Elly Nurrachmah, DNSc.RN (ketua AIPNI)
3.  Lembaga Akreditasi Mandiri Profesi Kesehatan: Prof.Dr. Irawan Yusuf (Dekan FK UNHAS/HPEQ-DIKTI)
4. Lembaga Pengembangan Uji Kompetensi Profesi Kesehatan: Dr. Wikaningrum (FK YARSI/HPEQ-DIKTI)
22.30-06.30         Istirahat

HARI KE.3
Sabtu, 12 November 2011

06.30-08.00         Rehat kopi/display sponsor
08.00-08.30         Pengarahan sidang organisasi
08.30-12.00         Diskusi Kelompok
Komisi  1: Bidang Organisasi (bahan diskusi: Perpanjangan ijin dan perijinan baru program pendidikan profesi, Uji Kompetensi lulusan, Pengakuan dan utilisasi lulusan dll) 
Komisi  2: Bidang Kebijakan Kurikulum (bahan diskusi; implementasi KBK dan  wahana praktik pada pada pendidikan profesi
Komisi 3: Bidang Penelitian dan Pengembangan (bahan diskusi: pengembangan SDM dosen keperawatan dan penelitian)
Komisi  4:  Bidang Penjaminan Mutu (bahan diskusi: Akreditasi internal dan external serta menghadapi implementasi LAM)
Komisi 5: Bidang Kerjasama dan Hubungan Luar Negeri (bahan diskusi;  Kerjasama dengan institusi dalam dan luar negeri untuk percepatan SDM dosen, pengembangan S2/spesialis)

12.00-13.00         Istirahat, sholat, makan malam/ hiburan
13.00-17.00         Penyampaian hasil sidang komisi
17.00-20.00         Makan malam / display pameran
20.00-20.30         Penentuan RTA tahun 2012
20.30-21.30         Penutupan



HARI KE 4.
Minggu, 13 November 2011
06.00-08.00         Sarapan pagi (Sekaligus Chek out)
08.00-13.00         City Tour ( Hotel-Trans Studio- Benteng Rotterdam - Somba Opu- Hotel )
13.00-                    Ke Bandara
                               
  1. PESERTA
Institusi Pendidikan Ners Anggota dan Non Anggota AIPNI sebanyak 305 institusi negeri maupun swasta di Indonesia.


E.    BIAYA PARTISIPASI
Anggota               : Rp. 6.800.000,- per Institusi (untuk 2 orang)
Non Anggota     : Rp. 7.250.000,- per institusi (untuk 2 orang)      
Termasuk :
1.       Akomodasi Penginapan 4 hari 3 malam
Check-in : tanggal 10 November 2011 pukul 12.00
Check-out : tanggal 13 November 2011
2.       Seminar kit
Web Hosting